PANDEGLANG, BANTEN, - Beredar pemberitaan di media massa terkait dugaan pemalakan dilakukan oknum mahasiswa terhadap belasan Sekolah Kebutuhan khusus (SKh) Swasta di Pandeglang mengusik beragam elemen aktivis di Kabupaten Pandeglang, salah satunya Presidium Peleton Pemuda, Aris Doris.
Kepada media ini, Aris Doris menyesalkan pemberitaan media BP, yang dinilai menyudutkan aktivis mahasiswa dan menuding telah melakukan pemalakan terhadap para kepala sekolah khusus swasta di Kabupaten Pandeglang. Padahal tudingan tersebut belum tentu kebenarannya.
"Kami dari Peleton Pemuda merasa terusik adanya pemberitaan yang berbau HOAK dan FITNAH terkait istilah pemalakan, ngampak, yang dilakukan sejumlah aktivis dan media online, atas pengakuan kepala sekolah SKH, " ucap Aris Doris, Kamis (05/10/2023)
Aris Doris juga mengaku akan turut mendampingi Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Untuk Keadilan (AMMUK) melakukan upaya pelaporan terhadap Dewan Pers, karena pemberitaan BP diduga beraroma Fitnah terhadap sumber berita yang disebut oknum mahasiswa.
"Kami menyesalkan ada oknum wartawan yang menulis berita dengan asal catut nama seseorang dan menuding telah melakukan pemalakan terhadap sejumlah Kepala Sekolah Kebutuhan khusus (SKH), " terangnya
Dikatakan Doris, timbulnya rasa kecewa dan kesal terhadap isi berita BP, setelah ia menemui dan memintai keterangan dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Untuk Keadilan (AMMUK), serta keterangan dari wartawan yang dicatut namanya dalam pemberitaan. Dari keterangan mereka kata Doris mereka sama sekali tidak merasa melakukan pemerasan terhadap oknum Kepala Sekolah Kebutuhan Khusus (SKh), yang ada mereka hanya melayangkan surat somasi terhadap Kepala sekolah yang bersangkutan.
"Kami sudah menggali informasi kepada AMMUK, dan Wartawan yang namanys dicatut dalam pemberitaan tersebut. Namun keduanya menyatakan tidak pernah melakukan pemalakan tersebut, hanya melayangkan surat somasi yang hingga kini tidak ada balasan dari para Kepala Sekolah SKh, " kata Doris
Dalam pengakuan wartawan yang dicatut namanya mengaku kalau dirinya tidak pernah tau menahu tentang sekelumit dugaan penyalah gunaan bantuan SKH, atau masalah yang tercantum dalam pemeberitaan. Sementara pengakuan pihak AMMUK, mereka tidak pernah meminta sejumlah uang.
Namun sebaliknya pada pertemuan disalah satu rumah makan di Kecamatan Pagelaran, oknum yang mengaku para kepala sekolah SKh mendesak AMMUK untuk menyebutkan permintaan sejumlah uang jika surat somasi itu tidak dibalas SKh.
"Ironis kan mereka (oknum kepala SKh) yang mendesak agar AMMUK menyebut permintaan nominal uang, malah mereka juga yang menuding AMMUK melakukan pemalakan, " cetus Doris seraya mengatakan kalau oknum kepala SKh memberikan keterangan kepada wartawan dan menjadi sebuah berita dipastikan HOAK dan Fitnah belaka.
Hal senada dikatakan Aning aktivis AMMUK saat dikonfirmasi publik banten, membantah kalau dirinya melakukan pemalakan terhadap oknum Kepala Sekolah SKh Swasta di Pandeglang, seperti pemberitaan media BP yang telah beredar ke publik.
"Kami sama sekali tidak merasa melakukan pemalakan seperti yang diberitakan di media BP tersebut. Yang ada kami melayangkan surat somasi kepada Sekolah Kebutuhan Khusus (SKh). Namun bukannya dibalas secara surat kembali malah mereka melakukan intimidasi, bahkan mendesak agar kami menyebutkan permintaan sejumlah uang, tapi keinginan mereka atas desakan itu kami tidak penuhi apalagi meminta sejumlah uang, karena harapan kami para kepala sekolah SKh membalas surat kami dengan jawaban berupa surat kembali bukan dengan sejumlah uang. Tapi anehnya kenapa dalam berita Kami disebutkan telah melakukan pemalakan sungguh berbalik fakta, " pungkas Aning
Sementara hingga berita ini tayangkan Kepala Sekolah Kebutuhan Khusus (SKh) belum dapat dikonfirmasi kendati indonesiasatu.co.id telah melakukan konfirmasi melalui telphon dan pesan chat WhatsApp kepada dua Kepala Sekolah SKh yakni, DN dan AL, namun keduanya tak dapat dihubungi dan tak membalas pesan WA tersebut. ***