PANDEGLANG, BANTEN, - Kepala Desa Wirasinga Kecamatan Mekarjaya, Pardi mengklarifikasi pemberitaan yang viral di media online, perihal dugaan tiga oknum kepala desa terlibat insiden penganiayaan terhadap seorang mekanik di Desa Mekarjaya pada pekan lalu.
Menurut Pardi, saat peristiwa terjadi dirinya tidak merasa menganiaya bahkan memukul korban. Namun sebaliknya, dia bersama dua rekannya sesama kepala desa berinisial I dan S, sempat melerai dan turut mendinginkan suasana massa yang sudah emosi dan geram setelah pemilik mobil berteriak maling terhadap korban.
"Saya saat itu sama sekali tidak merasa memukuli korban, bahkan yang terjadi ketika itu saya ikut melerai sekaligus mendinginkan suasana ratusan massa yang sudah panas terbakar emosi setelah korban diteriaki maling oleh pemilik mobil, " ujar Pardi di Sekretariat MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Pandeglang, Senin (18/9/2023).
Sementara perihal sebilah keris milik korban kata Pardi, dirinya pun tidak merasa mengambilnya, hanya sempat memegang ketika ada di sebuah meja di Mapolsek Banjar.
"Soal keris milik korban yang diduga diambil, itu juga tidak benar. Karena setahu saya waktu itu memang ada sebilah keris di meja penyidik Mapolsek Banjar, dan saya sempat memegang keris tersebut tapi saya taruh lagi, lagian buat apa saya mengambilnya, keris itu gak penting juga buat saya, " kilahnya
Pardi kembali menegaskan, pemberitaan di media online atas dugaan tiga oknum kepala desa itu sama sekali tidak benar.
Kendati demikian lanjut Pardi, dirinya tidak sebatas klarifikasi di media online saja, akan tetapi dirinya juga siap jika harus menjelaskan kepada korban.
"Silahkan aja pak bawa korban ( Heri alias Muhammad Rizal - red) kepada saya, akan saya jelaskan juga peristiwa saat itu, apa yang sudah saya lakukan Allah SWT, yang tahu. Yang jelas saya sudah berusaha membantu korban dari anarkisnya massa saat itu. Malah sebaliknya jika tidak ada saya dan dua rekan kepala desa nasib korban mungkin akan lebih parah lagi, " pungkas Pardi ***